Jumat, 15 April 2011

BURUNG: MESIN TERBANG YANG SEMPURNA

Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat al Mulk: 19)

Karena mereka yakin bahwa burung pasti pernah berevolusi, para evolusionis menyatakan bahwa burung adalah keturunan reptil. Padahal, model evolusi yang berkembang tidak mampu menjelaskan satu pun dari gerak tubuh burung, yang memiliki bentuk sangat berbeda dengan hewan menyusui. Pertama, bagian tubuh utama dari burung, yakni sayap, merupakan rintangan besar untuk menjelaskan teori evolusi. Salah satu evolusionis Turki, Engin Korur, membuat pengakuan berikut ketika menyebutkan mustahilnya evolusi sayap:
Sifat umum mata dan sayap burung adalah bahwa keduanya hanya dapat bekerja jika sudah tumbuh sempurna. Dengan kata lain, mata yang baru mengalami separuh perkembangan tidak akan mampu melihat, dan seekor burung dengan sayap setengah terbentuk tidak akan mampu terbang. Bagaimana alat-alat tubuh tersebut menjadi seperti saat ini adalah salah satu misteri yang masih sedang terus diteliti. 13
Pertanyaan tentang bagaimana bentuk sayap yang sempurna mungkin telah terbentuk melalui serangkaian mutasi acak bertahap, tetap sepenuhnya tak terjawab. Proses agar kaki depan reptil dapat beralih menjadi sebuah sayap yang sempurna juga tidak pernah terjelaskan.
Lebih dari itu, keberadaan sayap bukanlah satu-satunya prasyarat bagi makhluk darat untuk berubah menjadi burung. Hewan menyusui sama sekali tidak memiliki sejumlah hal yang digunakan burung untuk terbang. Sebagai contoh, tulang-tulang burung jauh lebih ringan daripada tulang hewan menyusui. Paru-paru mereka memiliki bentuk dan kegunaan yang berbeda, begitu pula bentuk rangka dan ototnya. Sistem peredaran mereka lebih khusus dibandingkan dengan yang dimiliki hewan menyusui. Seluruh hal ini tidak mungkin muncul sepanjang waktu melalui "proses sebab-akibat dari kejadian-kejadian sebelumnya." Pernyataan tentang peralihan hewan menyusui menjadi burung oleh karenanya hanyalah omong kosong.
Bentuk Bulu pada Burung
Teori evolusi, yang menyatakan bahwa burung adalah keturunan dari reptil, tidak mampu menjelaskan perbedaan yang begitu besar antara kedua kelas makhluk ini. Burung memperlihatkan ciri yang berbeda dengan reptil dalam hal memiliki bentuk kerangka yang berongga, tulang yang bobotnya sangat ringan, serta sistem pernapasan tersendiri dan sifatnya sebagai makhluk berdarah dingin. Struktur lain yang berbeda pada burung, yang menciptakan jurang pemisah tak teratasi antara burung dan reptil, adalah bulunya.
Bulu adalah yang terpenting dari segi keindahan yang menarik dari seekor burung. Ungkapan "ringan seperti bulu" menggambarkan kesempurnaan bentuk yang canggih dari sehelai bulu.
Bulu terbuat dari semacam zat protein yang disebut keratin. Keratin merupakan bahan yang keras dan berdaya tahan yang terbentuk dari sel-sel tua yang berpindah dari sumber-sumber zat gizi dan oksigen pada lapisan kulit yang lebih dalam dan mati untuk memberi jalan bagi sel-sel baru.
Rancangan pada bulu burung begitu rumit sehingga proses evolusi benar-benar tak mampu menerangkannya. Ilmuwan Alan Feduccia mengatakan bahwa bulu "memiliki kerumitan bentuk yang ajaib" yang "memungkinkan perbaikan aerodininamik secara mekanik" yang tak pernah dapat dicapai melalui cara lain manapun. 14 Meskipun ia adalah seorang evolusionis, Feduccia juga mengakui bahwa "bulu merupakan penyesuaian yang hampir sempurna untuk terbang" karena bulu itu ringan, kuat, berbentuk pola yang memperlancar aliran udara, dan memiliki bentuk kawat berduri dan pengait yang sangat rumit. 15
Rancangan bulu juga memaksa Charles Darwin untuk merenungkannya. Bahkan, keindahan sempurna bulu merak telah membuatnya "sakit" (menurut istilahnya sendiri). Dalam sebuah surat yang dia tulis untuk Asa Gray pada 3 April 1860, dia berkata, "Saya ingat benar ketika renungan tentang mata membuat saya jadi demam, tetapi saya telah pulih dari tahap yang menyusahkan ini…" Kemudian lanjutnya:
… dan sekarang bagian dari bentuk yang sepele sering membuatku sangat tidak nyaman. Pengamatan terhadap ekor merak, setiap kali memandanginya, membuatku sakit! 16
Duri Kecil dan Pengait
Kita menemukan rancangan yang luar biasa jika bulu burung diamati di bawah mikroskop. Sebagaimana kita semua ketahui, terdapat ruas yang terbentang di bagian tengah bulu. Ratusan duri kecil tumbuh di tiap sisi ruas tersebut. Duri-duri dengan berbagai kelembutan dan ukuran memberikan bentuk aerodinamik pada burung. Terlebih lagi, setiap duri memiliki ribuan helaian yang lebih kecil yang menempel padanya dan disebut barbula (kawat-kawat halus), yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Barbula ini terkunci bersama dengan alat seperti pengait (hamuli). Barbula tersebut terikat satu dengan lainnya seperti risleting dengan bantuan pengait-pengait ini. Sebagai contoh, satu helai bulu bangau memiliki sekitar 650 duri pada tiap sisi ruas bagian tengah. Sekitar 600 barbula bercabang di tiap duri. Setiap barbula terikat menjadi satu dengan 390 pengait. Pengait saling mengunci seperti gigi-gigi di kedua sisi risleting. Barbula-barbula ini saling mengunci begitu erat sehingga bahkan tiupan asap pada bulu tersebut tidak akan dapat menembusnya. Jika pengait-pengait tersebut terpisah karena suatu hal, burung dapat dengan mudah memperbaiki bulunya menjadi bentuk semula dengan mengocoknya sendiri atau dengan meluruskan bulu-bulunya dengan paruhnya.

Bulu-bulu muncul dari bentuk tabung berongga pada kulit.
Seekor anak burung berumur 2-3 jam pada umumnya sudah mempunyai bulu untuk menghangatkan diri.

Untuk bertahan hidup, burung harus menjaga bulunya tetap bersih, rapi, dan selalu siap untuk terbang. Mereka menggunakan kelenjar minyak yang berada di pangkal ekornya untuk perawatan bulu-bulu mereka. Mereka membersihkan dan menggosok bulunya dengan menggunakan minyak ini, yang juga memberikan kemampuan tahan air ketika mereka berenang, menyelam, atau berjalan dan terbang dalam hujan.
Di samping itu, pada cuaca dingin bulu-bulu tersebut mencegah suhu tubuh burung merosot. Bulu-bulu tersebut dirapatkan erat ke tubuh dalam cuaca panas agar tetap dingin. 17
Macam-macam Bulu
Bulu memiliki kegunaan berbeda tergantung pada tempatnya di tubuh. Bulu di badan seekor burung memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan yang ada di sayap atau ekor. Bulu-bulu ekor yang penuh ditumbuhi bulu berguna untuk mengendalikan dan mengerem. Di lain pihak, bulu sayap memiliki bentuk berbeda yang memungkinkan daerah permukaannya mengembang ketika mengepak untuk memperbesar gaya angkat. Ketika sayap mengepak ke bawah, bulu-bulu makin merapat, yang mencegah aliran udara lewat. Ketika sayap berada dalam gerakan ke atas, bulu-bulunya terbuka, memberi jalan pada aliran udara. 18 Burung menggugurkan bulunya selama waktu-waktu tertentu untuk menjaga kemampuan terbangnya. Bulu yang tua atau rusak akan langsung diperbarui.
KEINDAHAN SAYAP
Gerakan bersambung ini menggambarkan berbagai tahapan dalam cara terbang burung gereja: lepas landas, penerbangan singkat dan mendarat.
Bulu-bulu pada kepala, tubuh dan sayap melindungi burung dari kelembaban dan dingin. Bulu-bulu juga membantu burung membubung di udara. Bulu-bulu pada bagian sisi menutup kulit yang lunak sekaligus membantu mengatur suhu tubuh.

Karena kelengkungan sayap, tekanan udara pada permukaan bagian atas lebih lemah daripada bagian bawah, yang berakibat mengangkat burung ke udara (kiri bawah). Jika sayap dilengkungkan, aliran udara berikutnya pada bagian atas meningkatkan tekanan yang menghasilkan gaya ke bawah. Dengan cara ini burung diam di udara (kanan bawah)

Sayap elang malam berkaki dan berparuh pendek (keluarga Caprimulgidae).
Garis kuning menggambarkan lengkungan sayap.


Sayap elang
(kiri) Pada dasarnya, ada tiga bentuk cara terbang (dari atas ke bawah): terbang berantai, terbang dalam baris berbentuk "V" dan terbang dalam kelompok.
(kanan) Kebanyakan burung dapat terbang, namun tidak semuanya bergerak dengan cara yang sama. Beberapa burung sedemikian terampil dalam terbang sehingga mereka dapat terbang amat dekat dengan tanah. Bentuk sayap tergantung pada jenis burung.

SIFAT-SIFAT RANCANGAN SANG MESIN TERBANG
Penelitian lebih dekat terhadap burung mengungkapkan bahwa mereka dirancang khusus untuk terbang. Tubuhnya telah diciptakan dengan kantung udara dan tulang berongga untuk mengurangi massa tubuh dan berat keseluruhan. Sifat cairan kotoran mereka memastikan agar kelebihan air dalam tubuhnya dibuang. Bulu-bulu mereka berbobot sangat ringan bila dibandingkan dengan volumenya.
Mari kita telaah bentuk-bentuk khusus pada burung ini satu demi satu:
1- Kerangka
Kekuatan kerangka seekor burung lebih dari layak, meskipun tulangnya memiliki rongga. Sebagai contoh, seekor burung kutilang berparuh besar dan berleher pendek (Coccothraustes coccothraustes) sepanjang 7 inci (18 cm) melakukan tekanan sekitar 151 lbs (68,5 kg) untuk memecahkan suatu biji zaitun. Karena lebih "teratur" dibandingkan hewan menyusui, tulang bahu, panggul, dan dada pada burung bergabung bersama. Rancangan ini memperbaiki kekuatan bentuk burung. Sifat lain dari kerangka burung, sebagaimana telah disebutkan, adalah lebih ringan daripada rangka hewan menyusui. Sebagai contoh, kerangka seekor merpati beratnya hanya 4,4% dari keseluruhan berat tubuhnya. Tulang burung friget hanya seberat 118 gr, yang lebih ringan dibandingkan berat keseluruhan bulunya.

Tulang burung sangat ringan namun kuat, terutama karena berongga. Ada udara dalam rongga tempat balok-balok penopang memperkuat tulang tersebut. Tulang-tulang berongga ini menjadi ilham utama dalam rancangan sayap pesawat modern.
2- Sistem Pernapasan
PARU-PARU KHUSUS PADA BURUNG
Burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut:
Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru…. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung… 19
Dalam bukunya A Theory in Crisis, Michael Denton juga menunjukkan mustahilnya pembentukan sistem sempurna seperti itu melalui evolusi bertahap:
Bagaimana mungkin sistem pernapasan yang sangat berbeda bisa berevolusi secara bertahap dari suatu rancangan baku hewan bertulang belakang, khususnya jika mengingat bahwa keberlangsungan fungsi pernapasan begitu menentukan bagi kehidupan suatu makhluk hidup, sedemikian sehingga kegagalan fungsi yang terkecil pun akan mengakibatkan kematian dalam sekejap. Seperti halnya ketika bulu tidak berfungsi sebagai alat terbang hingga pengait dan barbula dapat saling bersesuaian agar cocok sekaligus secara sempurna, demikian pula paru-paru unggas tidak akan berfungsi sebagai alat pernapasan hingga sistem parabronkhus yang tersebar di dalamnya serta sistem kantung udara yang menjamin pasokan udara untuk parabronkhus, keduanya telah berkembang dengan sempurna dan mampu bekerja bersama dengan cara yang menyatu sempurna pula. 20
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.

Pendeknya, peralihan dari paru-paru hewan menyusui ke paru-paru unggas adalah mustahil karena ternyata paru-paru yang akan menjalani tahap perkembangan peralihan tidak akan mempunyai manfaat apa pun. Tidak ada makhluk tanpa paru-paru dapat hidup meski hanya beberapa saat. Karena itulah, makhluk hidup tidak akan mampu menunggu jutaan tahun untuk mutasi acak demi menyelamatkan hidupnya.
Bentuk berbeda dari paru-paru unggas menunjukkan adanya rancangan yang sempurna yang memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan untuk terbang. Hanya perlu sedikit kesadaran untuk melihat bahwa susunan tubuh burung yang tak ada bandingannya ini bukanlah suatu hasil sekonyong-konyong dari mutasi tak sadar. Jelaslah bahwa paru-paru burung merupakan satu dari bukti-bukti yang tak terbatas bahwa semua makhluk telah diciptakan oleh Allah.
3-Sistem Keseimbangan
Allah telah menciptakan burung tanpa cela sebagaimana Dia lakukan pada ciptaan-Nya yang lain. Kenyataan ini terwujud dalam setiap perincian. Badan burung telah diciptakan dengan suatu rancangan khusus yang menghilangkan segala ketidakseimbangan yang mungkin terjadi selama penerbangan. Kepala seekor burung sengaja diciptakan ringan sehingga hewan tersebut tidak condong ke depan ketika terbang: rata-rata, bobot kepala seekor burung adalah sekitar 1% dari berat tubuhnya.
Bentuk bulu-bulunya yang aerodinamik merupakan sifat lain dari sistem keseimbangan pada burung. Bulu, terutama yang berada pada sayap dan ekor, memberi sistem keseimbangan yang sangat tepat guna bagi burung.
Sifat ini menjamin agar seekor elang mempertahankan keseimbangan mutlak ketika menukik menuju mangsanya dalam kecepatan 240 mil per jam (384 kilometer/jam).
4-Masalah Kekuatan dan Tenaga
Setiap proses dalam bentuk rangkaian kejadian, yakni dalam biologi, kimia, maupun fisika mematuhi "Prinsip Penghematan Energi." Singkatnya, kita bisa menyimpulkannya "diperlukan sejumlah energi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan."
Contoh penting tentang pengehematan energi ini bisa diamati dalam terbangnya burung. Burung yang berpindah-pindah harus menyimpan energi yang cukup untuk membawanya melalui perjalanannya. Di sisi lain, kebutuhan lain selama penerbangan adalah berbobot seringan mungkin. Apa pun hasilnya, kelebihan beban harus dihindari. Sementara itu, bahan bakar juga harus sehemat mungkin. Dengan kata lain, jika berat bahan bakar harus sekecil mungkin, hasil tenaga darinya justru harus sebesar mungkin. Semua permasalahan ini telah teratasi pada burung.
Langkah pertama adalah menentukan kecepatan terbang yang optimal. Agar seekor burung ingin terbang sangat lambat, maka sejumlah besar energi harus dikeluarkan agar tetap berada di udara. Agar seekor burung bisa terbang sangat cepat, maka bahan bakar akan digunakan untuk mengatasi halangan udara. Oleh karena itu, jelaslah bahwa kecepatan terbaik harus dipertahankan untuk menggunakan jumlah bahan bakar sekecil mungkin. Tergantung pada bentuk rangka dan sayap yang polanya memperlancar aliran udara, kecepatan terbaik tersebut berbeda pada setiap jenis burung.
Mari kita telaah masalah ini pada burung plover emas Pasifik (sejenis belibis (Pluvialis dominica fulva): burung ini berpindah dari Alaska ke Hawaii untuk menghabiskan musim dinginnya di sana. Tidak ada pulau dalam perjalanannya. Oleh karena itu, mustahil beristirahat. Penerbangannya adalah sejauh 2500 mil (4000 km) dari awal hingga akhir dan ini secara kasarnya berarti 250.000 kepakan sayap tanpa henti. Perjalanan ini menghabiskan lebih dari 88 jam.
Berat burung adalah 7 ons (200g) di awal perjalanan, 2,5 ons (70 gr) dari berat tersebut merupakan lemak yang akan digunakan sebagai bahan bakar. Akan tetapi, setelah memperhitungkan jumlah energi yang dibutuhkan burung untuk terbang selama 1 jam, diketahui bahwa burung membutuhkan 3 ons (82 gr) bahan bakar untuk penerbangan ini. Berarti terdapat kekurangan 0,4 ons (12 gr) bahan bakar, dan burung akan kehabisan energi ratusan mil sebelum mencapai Hawaii.
Meskipun demikian, burung plover emas ini tidak gagal mencapai Hawaii setiap tahunnya. Ada rahasia apa pada makhluk ini?
Pencipta burung ini, Allah, mengilhami mereka dengan cara untuk dapat terbang secara mudah dan efisien. Burung ini tidak terbang secara sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok. Mereka mengikuti aturan tertentu dan membuat bentuk barisan "V" di udara. Bentuk barisan ini mengurangi hambatan udara yang mereka hadapi. Bentuk terbang ini begitu efisien sehingga mereka menghemat sekitar 23% dari energi mereka. Itulah mengapa mereka masih memiliki lemak seberat 0.2 ons (6-7 kg) ketika mendarat. Kelebihan lemak tersebut bukan karena adanya salah perhitungan, melainkan merupakan suatu bantalan yang akan digunakan jika menghadapi aliran udara yang berlawanan. 21
Keadaan yang luar bisa ini menimbulkan pertanyaan berikut ini dalam pikiran kita:
Bagaimana sang burung mengetahui banyaknya lemak yang dibutuhkannya?
Bagaimana sang burung mengatur untuk mendapatkan jumlah lemak tersebut sebelum terbang?
Bagaimana ia dapat menghitung jarak dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan?
Bagaimana caranya ia mengetahui bahwa suasana Hawaii lebih baik daripada Alaska?
Mustahil bagi burung untuk mencapai tingkat pengetahuan tersebut, untuk kemudian melakukan perhitungan-perhitungan ini, atau untuk membuat kelompok penerbangan berdasarkan perhitungan tersebut. Hal ini merupakan petunjuk bahwa burung tersebut "diilhami"dan diarahkan oleh suatu kekuasaan yang maha besar. Demikianlah Al Qur’an menarik perhatian kita pada "burung yang berbaris ketika terbang" dan memberi tahu kita tentang kesadaran yang diilhamkan dalam diri makhluk ini oleh Allah:
Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Surat An-Nur: 41)
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Surat Al-Mulk: 19)
5-Sistem Pencernaan
Burung layang-layang
Terbang merupakan memerlukan sejumlah besar kekuatan. Karena itulah burung memiliki perbandingan jaringan otot terhadap massa tubuh yang terbesar daripada semua makhluk. Metabolisme tubuhnya juga sesuai dengan kekuatan otot yang tinggi. Rata-rata, metabolisme tubuh suatu makhluk berlipat dua kali sewaktu suhu tubuh meningkat sebesar 50°F (10°C). Suhu tubuh burung gereja yang sebesar 108°F (42°C) serta suhu tubuh burung murai (Turdus pilaris) setinggi 109,4°F (43,5°C) menunjukkan betapa cepat kerja metabolisme tubuh mereka. Suhu tubuh yang tinggi seperti itu, yang dapat membunuh makhluk darat, justru sangat penting bagi burung untuk bertahan hidup dengan meningkatkan penggunaan energi, dan, karena itu pula, kekuatannya.
Karena kebutuhan mereka akan banyak energi, burung juga mempunyai tubuh yang mencerna makanan yang mereka makan dalam cara yang optimal. Sistem pencernaan burung memungkinkan mereka memanfaatkan dengan cara terbaik makanan yang mereka makan. Misalnya, seekor bayi bangau menggunakan 2,2 lbs (1 kg) dari massa tubuhnya untuk setiap 6,6 lbs (3 kg) makanan. Pada hewan menyusui dengan pilihan makanan yang serupa, perbandingan ini adalah sekitar 2,2 lbs (1 kg) hingga 22 lbs (10 kg). Sistem peredaran burung juga telah diciptakan selaras dengan kebutuhan energi tinggi mereka. Jika jantung manusia berdetak 78 kali per menit, jumlah detakan adalah 460 untuk burung gereja dan 615 untuk burung murai. Begitu pula, peredaran darah pada burung pun sangat cepat. Oksigen yang memasok seluruh sistem yang bekerja cepat ini disediakan oleh paru-paru unggas khusus.
Burung lebih senang bepergian dalam kelompok untuk perjalanan jauh. Bentuk barisan "V" dari kelompok ini memungkinkan setiap burung menghemat tenaga sekitar 23%.
Burung juga menggunakan energinya dengan sangat efisien. Mereka memperlihatkan efisiensi yang tinggi secara meyakinkan dalam pemanfaatan energi dibandingkan hewan menyusui. Contohnya, burung layang-layang yang berpindah tempat membakar 4 kilokalori per mil (2,5 kilokalori per kilometer), sedangkan hewan menyusui kecil akan membakar 41 kilokalori.
Mutasi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara burung dengan hewan menyusui. Meskipun kita menganggap salah satu sifat ini terjadi melalui mutasi acak, dan ini justru sudah mustahil, satu sifat tunggal berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Pembentukan metabolisme tubuh yang menghasilkan energi tinggi tidak punya makna tanpa paru-paru unggas yang khusus. Bahkan, hal ini akan menyebabkan hewan kesulitan bernafas karena oksigen yang masuk tidak mencukupi. Jika sistem pernapasan akan bermutasi sebelum sistem lain, maka makhluk ini akan menghirup lebih banyak oksigen daripada yang diperlukannya, dan akan dirugikan dengan cara yang sama. Kemustahilan lain terkait dengan bentuk rangka: meskipun seekor burung sudah mempunyai paru-paru unggas dan sudah ada penyesuaian mekanisme tubuh, ia masih belum akan mampu terbang. Tak peduli betapa kuatnya, tidak ada makhluk darat yang bisa lepas landas dari tanah karena bentuk rangka yang berat dan relatif terkotak-kotak. Pembentukan sayap juga memerlukan "rancangan" yang tersendiri dan sempurna.
Semua kenyataan ini membawa kita kepada satu kesimpulan: teramat mustahil untuk menjelaskan asal burung melalui perkembangan secara kebetulan atau teori evolusi. Ribuan jenis burung berbeda telah diciptakan dengan seluruh sifat jasmani mereka saat ini dalam "sekejap." Dengan kata lain, Allah-lah yang telah menciptakan mereka satu demi satu.
Jantung burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya adalah 108°F (42°C). Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat kematian pada binatang darat, sangat penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi yang diperlukan oleh burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme tubuh yang cepat ini.
CARA TERBANG YANG SEMPURNA
Dari burung elang laut hingga burung nazar, semua burung telah diciptakan dilengkapi dengan cara terbang yang memanfaatkan angin.
Karena terbang membutuhkan energi yang besar, burung telah diciptakan dengan otot dada yang kuat, jantung yang besar dan kerangka yang ringan. Bukti kehebatan penciptaan pada burung tidak berhenti pada tubuhnya saja. Banyak burung yang diilhami untuk menggunakan cara tertentu yang menurunkan energi yang diperlukan.
Burung alap-alap dalah burung liar yang terkenal di Eropa, Asia dan Afrika. Ia memiliki suatu kemampuan khusus: ia bisa menjaga posisi kepalanya dalam kedudukan diam sempurna di udara dengan menghadapi angin. Meskipun tubuhnya mungkin bergoyang dalam angin, kepalanya tetap saja tidak bergerak sedikit pun, yang meningkatkan keunggulan penglihatannya meskipun dipengaruhi semua gerakan. Giroskop, yang digunakan untuk menjaga kemantapan letak persenjataan pada kapal perang di lautan, bekerja dengan cara yang mirip. Itulah mengapa para ilmuwan biasanya menjuluki kepala burung tersebut "kepala yang distabilkan oleh giroskop." 22
Teknik Pengaturan Waktu
Burung mengatur jadwal perburuannya untuk efisiensi optimal. Burung alap-alap suka memangsa tikus. Tikus biasanya berada di bawah dan permukaan tanah setiap 2 jam untuk makan. Waktu makan burung alap-alap bersamaan dengan tikus. Mereka berburu di siang hari namun baru memakan buruannya di malam hari. Oleh karena itu, di siang hari, burung alap-alap terbang dengan perut yang kosong dan berat tubuh yang ringan. Cara ini menghemat tenaga yang dibutuhkan. Setelah dihitung, burung ini menghemat 7% tenaga dengan cara ini. 23
Membubung dalam Angin
Burung makin mengurangi energi yang digunakannya dengan memanfaatkan angin. Mereka membubung dengan meningkatkan aliran udara pada sayap-sayap mereka dan mereka bisa tetap "tertahan" dalam aliran udara yang cukup kuat. Udara yang berhembus ke atas merupakan nilai tambah bagi mereka.
Memanfaatkan aliran udara untuk menghemat energi terbang disebut "membubung." Burung alap-alap adalah salah satu burung dengan kemampuan ini. Kemampuan membubung merupakan suatu bukti kehebatan burung di udara.
Membubung memiliki dua keuntungan utama. Pertama, membubung menghemat energi yang dibutuhkan di udara ketika mencari makanan atau ketika mempertahankan tempat buruan. Kedua, membubung memungkinkan burung untuk secara meyakinkan meningkatkan jarak tempuh penerbangannya. Seekor burung camar dapat menghemat hingga 70% tenaganya ketika membubung. 24
Tenaga dari Aliran Udara
Burung memanfaatkan aliran udara dengan cara-cara berbeda: Seekor alap-alap meluncur menuruni sisi bukit atau seekor camar laut menukik sepanjang karang di pesisir memanfaatkan arus udara, dan ini disebut "membubung di kecuraman."
Ketika angin yang kuat melewati puncak bukit, angin itu membentuk gelombang udara yang tak bergerak. Burung-burung pun bisa membubung di atas gelombang ini. Burung gannet (marga Morus) dan banyak burung laut lainnya menggunakan udara tak bergerak ini yang tercipta melalui pulau-pulau. Kadang-kadang mereka menggunakan aliran yang ditimbulkan oleh halangan yang lebih kecil seperti kapal-kapal, yang di atasnya burung-burung camar membubung tinggi.
Gelombang udara umumnya menghasilkan arus yang memiliki daya angkat untuk burung.
Gelombang udara merupakan pertemuan antara massa udara yang berbeda suhu atau kepadatan. Membubungnya burung di tempat pertemuan ini disebut "meluncur dalam hembusan." Gelombang udara ini, yang terbentuk khususnya di pesisir oleh arus udara yang datang dari laut, telah ditemukan dengan menggunakan radar, melalui pengamatan atas burung laut dalam kelompok yang meluncur di dalamnya. Dua jenis cara membubung lain yang diketahui adalah membubung dengan pengaruh panas (thermal soaring) dan membubung terus bergerak (dynamic soaring).
Thermal soaring merupakan suatu gejala yang diamati khususnya pada daerah pedalaman hangat di bumi. Begitu matahari menghangatkan daratan, daratan pun segera menghangatkan udara di atasnya. Begitu udara makin menghangat, udara pun makin ringan dan mulai naik. Kejadian ini dapat juga diamati pada badai debu atau jenis badai angin lainnya.
Cara Membubung Burung Nazar
Burung nazar menggunakan cara khusus untuk memindai bumi di bawahnya dari ketinggian yang tepat yang menyusuri gumpalan udara hangat yang meningkat, yang disebut arus panas (thermal). Mereka dapat terus-menerus memanfaatkan arus panas yang berbeda-beda untuk terus membubung di atas wilayah yang sangat luas dalam waktu yang sangat lama.
Di kala fajar, gelombang udara mulai naik. Pertama-tama, burung nazar yang lebih kecil lepas landas, menyusuri aliran udara yang lebih lemah. Ketika aliran udara menguat, burung yang lebih besar pun lepas landas. Burung hampir mengambang di atas aliran yang naik ini. Udara naik yang tercepat terletak di tengah-tengah arus tersebut. Mereka terbang dalam lingkaran rapat untuk menyeimbangkan gerak ke atas dengan gaya tarik bumi. Ketika mereka ingin naik, mereka merapat ke pusat aliran tersebut.
Burung pemburu lainnya juga memanfaatkan arus panas ini. Burung bangau memanfaatkan arus udara hangat, terutama ketika berpindah tempat. Bangau putih tinggal di Eropa tengah dan berpindah ke Afrika selama musim dingin dengan mengarungi perjalanan sekitar 4350 mil (7000 km). Jika mereka ingin terbang sendiri-sendiri dengan mengepakkan sayapnya, mereka akan butuh istirahat paling tidak empat kali. Namun, bangau putih mampu menuntaskan penerbangannya dalam tiga minggu dengan memanfaatkan arus udara hangat hingga 6-7 jam per hari, yang dialihkan menjadi penghematan energi yang besar.
Karena perairan menghangat lebih lambat daripada daratan, arus udara hangat tidak terbentuk di atas lautan, itulah mengapa burung-burung yang berpindah dengan menempuh jarak yang jauh tidak memilih jalur di atas air. Bangau dan burung liar lainnya yang berpindah dari Eropa ke Afrika memilih melalui dataran Balkan dan Bosforus, atau melalui Semenanjung Iberia di atas Gibraltar.
Elang laut, gannet, camar dan burung laut lainnya, di pihak lain, menggunakan arus udara yang dihasilkan oleh gelombang tinggi. Burung-burung tersebut mengambil keuntungan dari gerak naik udara yang diarahkan ke atas ujung-ujung gelombang. Ketika membubung di atas aliran udara ini, elang laut sering berputar dan mengarah menuju angin dan dengan cepat naik lebih tinggi. Setelah naik 30-45 kaki (10-15 meter) ke dalam udara, ia mengubah arah kembali dan melanjutkan membubung. Burung ini memperoleh energi dari perubahan arah angin. Aliran udara kehilangan kecepatan ketika menyentuh permukaan laut. Itulah mengapa elang laut menemukan arus yang lebih kuat di ketinggian yang lebih tinggi. Setelah mencapai kecepatan yang tepat, ia kembali meluncur mendekati permukaan laut. Banyak burung lainnya seperti burung penyisir laut (dari marga Puffinus) menggunakan teknik serupa ketika membubung di atas laut.
Nazar dapat mencapai makanannya lebih cepat daripada saingannya, anjing liar karena keterampilan terbangnya. Dalam gambar di atas, nazar griffin yang sedang memburu suatu bangkai menarik perhatian nazar bermuka keriput dan anjing liar. Namun, bahkan anjing liar yang kecepatan tertingginya sudah 25 mil perjam (40 kilometer per jam) tak cukup untuk mencapai bangkai pada waktunya. Anjing liar dapat mencapai bangkai sejauh 2,2 mil (3,5 kilometer) dalam 4,25 menit sedangkan nazar bermuka keriput mencapai bangkai dalam tiga menit pada kecepatan 44 mil per jam (70 kilometer per jam).
Elang laut dengan bentangan sayap 10 kaki (3 meter) adalah salah satu burung terbesar di dunia. Tubuh sebesar itu memerlukan banyak energi untuk terbang. Namun, elang laut dapat terbang jarak jauh tanpa mengepakkan sayapnya dengan menggunakan cara membubung sambil terus bergerak. Cara ini menghemat begitu banyak energi dari makhluk ini.

Angsa liar terbang naik hingga 5 mil (8 kilometer). Namun, sekitar 3,1 mil (5 kilometer), tingkat kerapatan atmosfer 65% lebih rendah dibandingkan di atas permukaan laut. Seekor burung yang terbang pada ketinggian ini harus mengepakkan sayapnya lebih cepat lagi, yang akan memerlukan jauh lebih banyak oksigen. Sebaliknya bagi hewan menyusui, paru-paru makhluk ini telah diciptakan untuk digunakan paling baik pada pasokan oksigen yang tipis di ketinggian ini. Burung peluncur kekurangan minyak yang melindungi bulunya dari air. Oleh sebab itu, ia tidak menyelam untuk mendapatkan mangsanya. Paruh rendahnya lebih panjang dan peka untuk menyentuh. Sayapnya berbentuk sedemikian sehingga ia bisa terbang sangat dekat dengan permukaan air dalam waktu yang lama tanpa mengepakkan sayapnya. Ia memasukkan paruhnya yang rendah ke dalam air dan terbang sambil menggunakan cara ini. Ia menangkap mangsa apa pun yang dihantam paruh rendahnya.

Terbang membubung miring tergantung pada gerakan udara yang naik ke puncak bukit.
Terbang membubung dengan menggunakan panas udara, dalam gerak berbentuk cincin pusaran udara terjadi di bawah dasar gumpalan awan menggunung yang besar.
Terbang membubung ke atas karena aliran udara panas hanya mungkin pada wilayah hangat.
Terbang membubung dengan hembusan angin dimungkinkan ketika dua hembusan angin bertemu.

RANCANGAN PADA BURUNG
Kemampuan penglihatan burung dalam berburu pada siang hari jauh lebih unggul dibanding manusia. Kita bisa melihat seekor tikus di kejauhan dalam bentuk benda samar tak jelas, sedangkan seekor elang dapat melihat binatang yang sama pada jarak yang sama namun dengan perincian yang lebih tinggi.
Mata seekor burung hantu yang terletak di bagian depan kepalanya. Rancangan ini memberi burung pandangan "menyatu" yang hebat. Namun, ini juga menimbulkan wilayah tak terlihat yang luas. Akan tetapi, wilayah tak terlihat ini tidak merugikan bagi burung ini karena ia dapat memutar kepalanya 270 derajat dan melihat ke belakang dengan mudah.
(kiri) Mata yang terletak di kedua sisi kepala memberi burung merpati daerah pandang yang sangat lebar (daerah jingga dan kuning).
(right) Burung hujan bergerak demikian cepat dengan manuver gesit di udara, yang memerlukan wilayah pandang yang lebih luas dibandingkan sebagian besar burung. Mata yang besar yang terletak di kedua sisi kepalanya memberikan wilayah pandang seperti ini.



Burung pelatuk dapat dengan mudah meraih ulat yang bersembunyi di dalam batang pohon dengan lidahnya. Burung kolibri dapat menghimpun nektar bunga dengan menggunakan lidahnya yang ramping dan bercabang.
 


Bagi beberapa burung, indera penciuman yang tajam sangat penting. Nazar hitam bisa menentukan bangkai dari jarak jauh karena indera penciumannya yang canggih.
Indera yang paling canggih pada burung adalah penglihatan dan pendengaran. Burung yang biasanya berburu pada siang hari mempunyai kemampuan melihat yang lebih baik. Pendengaran burung yang mencari mangsa di malam hari lebih hebat dibandingkan kemampuannya yang lain. Beberapa burung yang berburu dengan menyelam, seperti heron dan kormoran, dilengkapi dengan bentuk mata yang memungkinkan mereka melihat dengan tepat dan baik di dalam air. Kornea mata mereka lebih datar, yang memberi pembiasan dan penglihatan lebih baik. Mata dari sebagian besar burung terletak di kedua sisi kepalanya. Oleh karena itu, mereka mempunyai sudut penglihatan yang luas. Mata di bagian depan pada burung liar yang berburu di malam hari merupakan rancangan lain yang sempurna karena burung ini lebih membutuhkan penglihatan menyatu dibandingkan sudut penglihatan yang luas, dan penglihatan menyatu (daerah tempat kedua mata bisa melihat suatu benda) mempunyai sudut pandang yang sempit namun perincian dan fokus yang lebih baik dibandingkan pandangan manusia. Burung-burung mempunyai indera menarik lainnya pula, yang memungkinkan mereka tidak hanya mengindera getaran di udara namun juga menentukan arah perjalanan mereka dengan mengikuti medan magnet bumi.

RANCANGAN SEMPURNA UNTUK TERBANG, BERENANG, DAN BERLARI
Rangka burung dirancang untuk memungkinkannya terbang, berjalan, bahkan berenang dengan efektif dalam cara yang paling cepat dan paling efisien.
Seluruh burung yang terbang dilengkapi dengan tulang dada yang sangat kuat (sternum) yang memiliki lempengan datar yang lebar, yang disebut lunas, sebagai sambungan otot-otot terbang. Otot-otot yang membungkus tulang ini mendukung penerbangan.
Bagian rangka yang yang disebut lempeng dada terdiri dari penyokong tulang sayap yang kokoh, dan meliputi tulang dada dan tulang garpu yang khas pada burung. Tulang yang menopang sayap ini sangat kuat dan bergabung bersama. Bulu ujung sayap menempel ke tulang-tulang "tangan" gabungan ini. Korset panggul menyambung bagian bawah maupun belakang untuk memungkinkan otot-otot kaki bekerja lebih tepat.
RUANG RUSUK
Tulang dada burung tidak lentur untuk melindungi tubuh ketika sayap dilipat, jika dibanding makhluk lain. Ini berarti, volume ruang rusuk tidak berubah selama terbang, menghirup, atau mengeluarkan nafas.
TULANG
Karena burung dirancang untuk tujuan terbang, tulang-tulang mereka berongga dan terbungkus otot-otot, yang menghasilkan keringanan luar biasa tanpa mengorbankan kekuatan.
Sayap tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut. Ketika sayap diangkat dan otot dada kecil (supracoracoideus) mengerut, otot dada besar (pectoralis major) mengendur. Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan, sayap turun.
Burung pelari, semisal burung unta, mempunyai kaki panjang dan otot kuat yang berguna untuk lari, sedangkan burung pemangsa mempunyai tubuh lebih pendek dan tulang belakang yang lebih miring dibandingkan hewan lain, yang memungkinkannya bergerak lebih cekatan.
Burung gereja mempunyai tulang dada berlunas yang memungkinkannya terbang dalam jangka waktu lama. Tulang ini terbungkus oleh otot dada.

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. (Surat Saba’: 1-2)

Seekor burung hantu malam, dengan rentang sayap 21,7 inci (55 sentimeter), merupakan sosok pemburu malam yang sempurna. Mata besarnya terletak di depan kepalanya. Tempat ini sangat menguntungkan untuk menemukan mangsanya. Ciri lain matanya adalah kemampuan melihat di malam hari. Di samping itu, burung hantu dapat memutar kepalanya tiga perempat putaran, di samping kelebihan wilayah pandangnya. Telinga burung ini juga sangat peka. Ia dapat mendengar dari tempat di cabang pohon suara ribut yang dibuat oleh seekor tikus dalam semak. Burung hantu mencengkeram pohon atau mangsanya dengan cakarnya yang besar dan kuat. Kita bisa dengan mudah melihat bahwa makhluk ini diciptakan sebagai pemburu malam yang sempurna.
Manusia membuat lompatan mengagumkan dalam teknologi di abad ke-20. Salah satu bentuk kemajuan ini adalah penelitian ilmuwan tentang rancangan yang ditemukan dalam tubuh burung. Dalam rancangan pesawat, banyak prinsip gerak aliran udara yang ditemukan pada burung diterapkan, dan menghasilkan wujud yang amat memuaskan. Ini karena penciptaan burung adalah sempurna, sebagaimana kesempurnaan yang terlihat nyata dalam ciptaan lainnya.
RANCANGAN PADA TELUR BURUNG
Penciptaan burung yang menakjubkan tidak berakhir pada sayap, bulu, atau keahlian menjelajahnya. Sifat rancangan yang luar biasa lainnya pada makhluk ini ada pada telurnya.
Meski biasa kelihatannya bagi kita, telur ayam memiliki sekitar lima belas ribu pori-pori yang menyerupai lubang-lubang kecil pada bola golf. Bentuk berpori-pori pada telur yang lebih kecil ini hanya bisa diamati di bawah mikroskop. Struktur berpori ini memberi telur kelenturan tambahan dan meningkatan ketahanannya terhadap benturan.
Telur merupakan pembungkus ajaib. Ia memasok semua zat gizi dan air yang dibutuhkan janin yang tumbuh di dalamnya. Kuning telur menyimpan protein, lemak, vitamin dan mineral, sedangkan putih telur berguna sebagai penyimpan cairan.
Anak ayam yang tengah tumbuh perlu menghirup oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Ia juga membutuhkan sumber panas, kalsium untuk perkembangan tulangnya, perlindungan cairannya, perlindungan terhadap bakteri dan guncangan pada tubuhnya. Cangkang telur menyediakan semuanya untuk anak ayam, yang bernapas melalui kantung selaput yang tumbuh pada sang janin. Pembuluh darah dalam kantung ini membawa oksigen untuk janin ayam dan mengeluarkan karbon dioksida.
Cangkang telur itu ajaibnya, begitu tipis dan kuat, dan dapat menghantarkan panas induk yang mengeraminya.
Anak ayam mempunyai ‘gigi telur’ khusus yang mereka gunakan hanya untuk memecah telur. Gigi ini terbentuk segera sebelum menetas dan, ajaibnya, menghilang setelah menetas.
Cangkang telur cukup kuat untuk melindungi janin selama 20 hari pengeraman. Namun cangkang ini juga dapat dengan mudah dipecahkan sehingga anak ayam dapat keluar.
Kehilangan yang Diperlukan
 
Selama pengeraman, telur kehilangan 16% dari kandungan airnya dalam bentuk uap air. Para ilmuwan cukup lama meyakini bahwa hal ini merugikan dan disebabkan oleh bentuk berpori cangkang telur. Padahal, penelitian mutakhir memperlihatkan bahwa kehilangan ini diperlukan bagi anak ayam untuk dapat menetas dari telur. Anak ayam membutuhkan oksigen dan ruang untuk memungkinkannya menggerakkan kepalanya cukup untuk memecahkan cangkang ketika menetas. Penguapan cairan menghasilkan ruang dan oksigen yang dibutuhkannya.
Selanjutnya, perbandingan pengurangan cairan disesuaikan beragam antara 15 sampai 20% untuk keadaan terbaik yang tergantung pada jenis cangkang telur. Misalnya, kekurangan cairan pada telur sejenis burung camar dari marga Gavia beberapa kali lebih tinggi dibanding lainnya yang dierami pada keadaan yang lebih kering.
Rancangan Telur untuk Daya Tahan
Daya tahan cangkang telur sama pentingnya dengan pemanfaatan udara, air dan panas. Ia harus mampu menahan guncangan luar serta berat badan induk yang mengeraminya.
Penelitian lebih dekat mengungkap bahwa telur dirancang dengan daya tahan yang memadai. Allah menciptakan telur yang lebih kecil atau lebih besar berbeda-beda satu sama lain. Telur burung yang lebih besar biasanya lebih keras dan kurang lentur sedangkan telur burung yang lebih kecil lebih lunak namun lebih lentur.
Telur ayam kaku dan kokoh, namun tidak pecah ketika jatuh satu atas lainnya. Cangkang yang kokoh sekaligus melindunginya dari serangan. Jika telur yang lebih kecil sekokoh dan sekasar telur ayam, telur itu akan pecah lebih mudah. Penelitian menunjukkan bahwa telur yang lebih kecil tidak kaku, namun kuat dan lentur sehingga melindunginya dari pecah akibat benturan.
Kelenturan bentuk telur tidak hanya berperan melindungi anak ayam namun juga menentukan cara anak ayam menetas darinya. Seekor anak ayam yang akan keluar dari cangkang yang kaku dan kokoh hanya perlu membuka sepasang lubang di ujung telur yang tumpul sebelum mendorong kepala dan kakinya keluar. Anak ayam melihat dunia dengan mengangkat tutup ujung yang berbentuk topi yang terbentuk oleh pecahan yang menghubungkan lubang-lubang ini. 25
Gambar ini menunjukkan tahapan perkembangan telur ayam di dalam rongga telur. Diperlukan sekitar 15 hingga 16 jam untuk terbentuknya telur ayam setelah pembuahan.

Cangkang telur diciptakan sedemikian rupa untuk memasok oksigen kepada anak ayam di dalamnya melalui lubang berpori. Bagan di atas menggambarkan alur karbondioksida, air, dan oksigen melalui pori-pori.
(kiri) Gambar di atas menunjukkan cangkang telur sejenis burung camar dari marga Gavia yang ditempatkan pada tanah basah dan berlumpur. Cangkang ini tertutup suatu lapisan yagn disebut "lapisan pelindung inorganik," yang mencegah pori-pori menutup dan anak ayam mati lemas.
(kanan) Telur burung yang berada dalam berbagai keadaan juga beragam. Gambar di atas menunjukkan penampang sebuah telur burung hujan. Lapisan luar yang berbutiran khusus melindungi telur ini, tempat telur ini diletakkan di suatu tempat berkerikil, untuk mengatasi benturan dan goresan.

Telur berbagai burung diciptakan dengan warna penyamar. Telur burung loon menyerupai bentuk buah pir, yang merupakan bentuk yang sempurna menyerupai batu tajam. Ketika telur itu terbentur, telur tidak jatuh dengan mudah melainkan menggelinding dan berputar melingkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman

telusuri