Jumat, 17 Juni 2011

Desain Warna pada Tanaman


Desain Warna pada Tanaman
Tanpa melakukan perenungan, manusia tidak akan dapat melihat karakteristik makhluk hidup yang menakjubkan di sekelilingnya. Selama dia tidak berpikir tentang bagaimana seekor kupu-kupu dengan selaput sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang demikian beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon setinggi ratusan meter bisa tetap hijau, manusia tidak dapat memahami seluk-beluk hal-hal tersebut. Bahkan cita rasa seni luar biasa pada sekuntum bunga mungkin tidak dapat menarik perhatiannya.
Akan tetapi, sebagaimana telah diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang sempurna tampak jelas pada semua makhluk hidup, dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai makhluk laut. Jelas sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk hidup.
Mari kita sejenak berpikir tentang tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayur, bunga-bungaan dan pepohonan. Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa berbeda, adalah bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang Anda lihat di sekeliling Anda, atau Anda ketahui dari buku-buku, memiliki warna dan pola yang eksklusif untuk jenisnya sendiri. Masing-masing memiliki proses reproduksi berbeda. Proporsi nektar yang mereka kandung dan wewangian mereka juga berbeda. Marilah kita berpikir tentang bunga mawar. Ada yang merah, putih, kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dwi-warna, dan bahkan mawar dengan warna-warni seperti gelombang. Tentu saja, adalah kebutaan nyata bagi seseorang yang melihat semua ini namun tidak merasakan kekaguman dan tidak melihat kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang Maha Pencipta semua bunga ini. Dalam Al Quran, Allah merujuk kepada mereka yang gagal menghargai bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:
"Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)." (QS. Yusuf, 12: 105-106)
Pernahkah Anda Berpikir Mengapa Tanaman Berwarna Hijau?
Sebagaimana telah jelas terlihat, warna-warna yang umum dalam dunia tanaman adalah hijau atau nuansa warna hijau. Klorofil (zat hijau daun) adalah bahan utama yang menghasilkan warna hijau. Klorofil, suatu bahan yang sangat penting, adalah sebuah pigmen yang terkandung dalam kloroplas yang tersebar dalam sitoplasma (cytoplasm) sel-sel tanaman. Pigmen-pigmen ini menyerap cahaya yang berasal dari matahari dengan mudah, tetapi hanya memantulkan warna hijau. Selain memberi warna hijau pada daun, hal ini juga menyebabkan terpenuhinya kelangsungan sebuah proses yang sangat menentukan, yang dikenal dengan nama "fotosintesis".
Dalam fotosintesis, tanaman memanfaatkan sinar matahari, yang terdiri dari kombinasi berbagai warna. Salah satu sifat warna-warna dalam sinar matahari yang terpenting adalah bahwa tingkat energi mereka berbeda satu sama lain. Ragam warna ini dinamakan spektrum, yang diperoleh dari pembiasan warna dalam sebuah prisma misalnya, mempunyai warna merah dan kuning di ujung yang satu, dan biru dan ungu pada ujung lainnya. Warna dengan tingkat energi paling tinggi adalah warna pada ujung biru spektrum tersebut.
Perbedaan tingkat energi warna sangat penting bagi tanaman, karena mereka memerlukan sejumlah besar energi untuk melangsungkan fotosintesis. Untuk itu, selama fotosintesis berlangsung, tanaman menyerap cahaya matahari dengan tingkat energi tertinggi di sekitar ujung ultraviolet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna sekitar ujung inframerah (panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan kuning. Daun melakukan semua proses ini melalui pigmen klorofil yang terdapat dalam kloroplas.52
Agar tanaman dapat melakukan fotosintesis, tingkat energi partikel cahaya yang diserap oleh klorofil harus mencukupi. Proses fotosintesis dimulai saat tanaman, dengan energi yang diterimanya dari partikel sinar, menguraikan molekul air menjadi molekul oksigen dan hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk membentuk getah, yang penting bagi kelangsungan hidup tanaman. Dengan kata lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tidak terpakai, dilepaskan ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfer yang kita hirup diproduksi dengan cara seperti itu.
Proses fotosintesis pada tanaman menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain. Zat yang dihasilkan selama proses fotosintesis sangat penting baik bagi tanaman itu sendiri, maupun bagi binatang dan manusia, karena tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana telah kita pahami, selain memberikan penampilan estetis, warna hijau pada tanaman juga sangat menentukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya. Allah menciptakan zat klorofil sebagai sumber makanan bagi tanaman dan semua makhluk hidup lainnya.
Kurva terputus-putus dan solid berwarna putih di bawah ini menggambarkan spektrum absorpsi klorofil a dan b. Kurva hitam di atas menggambarkan efektivitas pelbagai panjang gelombang cahaya dalam menguatkan fotosintesis. Angka-angka menunjukkan betapa miripnya spektrum absorpsi kombinasi klorofil a dan b dengan spektrum kerja fotosintesis. 51

Bagaimana Aneka Warna Muncul pada Tanaman?
Seperti telah disinggung sebelumnya, warna yang dipantulkan oleh setiap objek tergantung kepada molekul pigmen yang terkandung dalam objek tersebut. Molekul pigmen dasar pada tanaman hijau adalah zat "klorofil" seperti dinyatakan sebelumnya. Selain itu, ada pigmen yang menghasilkan warna lain pada tanaman, dan jenis pigmen yang berbeda ini memberikan keanekaragaman warna luar biasa seperti yang kita lihat pada tanaman.
Sebagai contoh, selain klorofil, pada tanaman juga ada pigmen karotenoid. Beberapa jenis pigmen ini, seperti yang telah kita uraikan secara terperinci, berwarna kuning dan memberi warna pada bonggol jagung, lemon, goldenrod dan bunga matahari. Karotenoid lain cenderung berwarna merah daripada kuning; ini ditemukan pada bit, tomat, mawar, dan wortel. Karotenoid juga hadir pada daun yang hijau. Orang lalu bertanya-tanya: kenapa dedaunan tidak terlihat merah, kuning atau oranye melainkan hampir semuanya bernuansa hijau? Alasannya adalah karena warna hijau pada klorofil demikian kuat sehingga warna lain tidak terlihat.53
Namun demikian, perubahan terjadi pada musim gugur. Karena siang hari semakin pendek, tanaman berhenti membuat klorofil, dan kekuatan pigmen yang menghasilkan warna hijau berkurang, akibatnya warna hijau pada daun memudar. Karotenoid, sekarang terlihat, membuat daun berwarna coklat, kuning dan merah.
Juga pada musim gugur, sekelompok pigmen yang bernama "anthocyanins" terbentuk pada lapisan terluar daun-daun tertentu. Pigmen-pigmen ini, yang berwarna merah terang dan biru, bergabung dengan lainnya untuk memberi warna merah tua dan ungu pada daun seperti yang kadang-kadang kita lihat.54
Informasi tentang semua pigmen yang memberi warna pada tanaman diatur dalam DNA tanaman tersebut. Untuk itu, suatu spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama di mana pun ia berada di muka bumi. Contohnya, di mana-mana di dunia ini, warna buah jeruk sama; bentuk dan struktur kulit buahnya juga sama. Warna selaput transparan, yang terletak di dalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantung-kantung kecil berisi air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah di mana pun di dunia ini. Pisang berwarna kuning di mana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga mawar, violet, dan anyelir, semuanya berwarna sama di mana pun mereka berada. Ke mana pun Anda pergi di dunia ini, Anda tidak akan melihat strawberi yang tumbuh alami dengan warna berbeda. Di mana pun di dunia ini, DNA stroberi mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi stroberi seperti yang kita kenal. Warna, bau dan rasa stroberi selalu sama. Ini adalah suatu keteraturan yang unik dan tak ada duanya. Tentu saja, tidak mungkin dapat dikatakan bahwa sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah Anda memikirkan bagaimana warna yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman terjadi, meskipun mereka semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Ra'd, Allah menunjukkan kepada kita kenyataan bahwa meskipun disirami dengan air yang sama, muncul beraneka tanaman pangan dari tanah:
"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar-Ra'd, 13: 4)
Sebagaimana telah ditunjukkan Allah kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat sayur-mayur dan buah-buahan di sekeliling kita, betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang sama. Sebagai contoh, mari kita lihat buah melon, semangka, kiwi, pisang, ceri, terung-terungan, tomat, anggur, persik, dan kacang hijau. Ketika Anda mengupas kulit pisang yang berwarna kuning tua, muncullah pisang yang berwarna kuning muda dengan keharuman tiada tara. Sebuah apel merah, hijau atau kuning memiliki kulit yang halus mengkilat. Manusia tidak dapat meniru kualitas rasa dan bau - aroma yang khusus baginya - sari manis buah tersebut.
Kemudian, sebuah pertanyaan akan muncul dalam diri seseorang: bagaimana bunga-bungaan, pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna berbeda meskipun mereka tumbuh dari tanah yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang tak terbatas dan penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model sebelumnya. Tidak mungkin bagi manusia menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang terdapat di alam. Karena Allah adalah Asal dari segala sesuatu, dan semua warna yang menggambarkan makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah ciptaan-Nya. Cita rasa seni Allah dalam penciptaan tidak ada bandingnya. Salah satu Asmaul Husna Allah Yang Mahakuasa adalah Al-Mushawwir. Zat yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk berbeda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling sempurna.
"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik, Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al Hasyr, 59:24)

Di alam, ada keragaman warna yang berubah menurut musim. Gunung, pohon, danau, sungai, singkatnya, seluruh alam adalah bukti cita rasa seni Allah dalam warna yang tak tertandingi.

 
 
Pelangi yang menunjukkan spektrum warna dengan urutan rapi pada kenyataannya adalah ilusi warna. Pelangi dibentuk oleh sinar matahari yang dibiaskan oleh butir-butir air hujan.

Warna-warna dan penampilan semua tanaman di muka bumi telah diciptakan sedemikian rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna yang tiada taranya. Di lain pihak, ketika kita berpikir tentang bunga-bungaan dan pepohonan, kita melihat penampilan estetis dan keanekaragaman warna pula.
Ada pula desain warna dan pola pada bunga-bungaan yang sama sekali tiada duanya. Setiap jenis dari ratusan ribu ragam bunga telah dilengkapi dengan karakteristik tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-pola dan warna-warna yang dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di alam. Sebagai contoh, warna ungu kelopak bunga violet yang lembut bagaikan beludru, dan kelembutan permukaan daun-daunnya tiada tara. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga violet, namun kualitas serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan ini, tanaman apa pun yang kita teliti di muka bumi, kesimpulan yang akan kita dapatkan adalah bahwa tanaman itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, yang tak bersekutu dalam penciptaan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia dengan rasa, keharuman, warna dan bentuk yang berbeda-beda. Tugas kita adalah untuk merenungkan tanda-tanda yang diciptakan Allah dan bersyukur kepada-Nya.



Buah-buahan dan sayur-mayur yang Anda lihat di gambar ini, yang mempunyai aneka bentuk dan warna, tumbuh di tanah yang sama dan disiram dengan air yang sama. Namun, masing-masing mempunyai warna, rasa, dan bau yang khas untuk jenisnya. Allah menciptakan mereka begitu unik dan menganugerahkan mereka kepada kita.
 

Warna-Warna di Bawah Laut

Kehidupan di bawah permukaan laut sangat berbeda dengan kehidupan di darat. Semua aspek yang berkaitan dengan makhluk-makhluk laut telah diatur sedemikian rupa agar mereka dapat hidup semudah mungkin di dalam air. Manusia tidak dapat melihat dalam air sebaik ikan, karena mata manusia tidak memiliki keistimewaan yang memungkinkannya untuk memperoleh penglihatan yang tajam di bawah air. Mata manusia tidak memiliki sistem lensa seperti ikan, serta tidak bulat dan keras seperti mata ikan, sehingga tidak mempunyai pandangan tajam di bawah air seperti ikan. Mata manusia juga tidak dapat setepat mata ikan dalam memper-kirakan jarak yang tampak memendek dalam air akibat pembiasan, karena mata manusia tidak dapat memperkirakan pembiasan cahaya dalam air.
Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup dengan karakteristik paling cocok untuk lingkungan tempat tinggal masing-masing. Makhluk-makhluk yang hidup di laut hanyalah sebagian kecil contoh cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Allah tidak mempunyai sekutu dalam penciptaan dan segala sesuatu ada di bawah kekuasaan-Nya.
"Dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesung-guhnya Allah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijak-sana." (QS. Ali Imran, 3: 62)
Seekor udang bergerak tanpa gangguan di atas permukaan anemon laut. Transparansi krustasean kecil ini sangat luar biasa, karena pada kebanyakan binatang transparan, beberapa bagian utama tubuh masih terlihat. Misalnya, kebanyakan binatang tidak berhasil menutupi sistem pencernaan dan makanan yang terkandung di dalamnya. Pada beberapa spesies, hanya ekor dan sebagian pencapit yang berwarna. Detail warna ini memungkinkan udang "menghilang"; kontras antara bagian transparan dan bagian berwarna begitu jelas sehingga calon predator tertarik pada bagian berwarna saja dan tidak mampu melihat udang itu secara keseluruhan.42


Di sebelah kiri adalah foto lobster karang. Lobster ini, sebuah contoh sempurna keselarasan warna dan desain, dihiasi dengan nuansa merah.43 Di atas adalah terumbu karang. Miliaran terumbu karang terhampar bersama. Mereka saling bergabung dengan sekresi khusus, dan membentuk kerangka karang. Dalam kerangka ini, mereka mengeluarkan zat berwarna: merah, merah muda, dan terkadang hitam atau putih.
Di kedalaman laut, mulai 200 meter di bawah permukaan, sama sekali tidak ada cahaya. Tetapi, ketika mencapai dasar lautan, yang bahkan lebih dalam daripada ketinggian Everest, kita menjumpai dunia multiwarna. Ikan anemon belang, yang hidup di tanaman anemon, terlihat pada foto di atas, juga anggota dari dunia ini.

Siput laut (Nudibranches) adalah salah satu binatang dunia bawah air yang paling menarik. Dengan desain mereka yang menarik dan warna-warni luar biasa, binatang ini adalah spesies siput tanpa cangkang. Pada gambar di atas adalah contoh beberapa spesies. Makhluk ini, yang mempunyai tubuh lunak, dilindungi oleh racun kuat. Warna mereka yang mencolok memperingatkan predator bahwa mereka sangat beracun. Mereka memperoleh racun dari tanaman yang mereka makan.44

Tubuh kuda laut (kiri) ditutupi dengan tulang berbentuk datar. Kuda laut tidak mahir berenang. Karena itu, mereka hidup dengan menambatkan diri pada terumbu karang. Karena kuda laut dapat mengubah warna dengan cepat, mereka sangat terlindung dari musuh.
Salah satu keistimewaan moluska yang paling menarik dan berguna adalah "jubah" mereka - jaringan yang menutupi tubuh dan membentuk "cangkang kedua". Seperti yang diungkap foto, jubah ini sedikit demi sedikit menutupi cangkang dan memutuskan keseragaman kromatik yang dapat menunjukkan kehadiran mereka.45. Kepiting laba-laba sangat beragam dalam ukuran dan bentuk. Mereka berkisar dari kepiting laba-laba Jepang raksasa, dengan kaki meteran panjangnya, hingga spe-sies mini yang hidup di terumbu karang seperti tampak di atas. Pola mereka berbaur sempurna dengan tekstur inang.


Ikan skorpion hidup di dasar laut bersuhu sedang atau di daerah tropis dan tidak pernah keluar ke lautan terbuka. Mereka adalah karnivora dan memakan ikan-ikan lebih kecil. Sirip-sirip dada yang panjang berbentuk kipas adalah penghalau ampuh musuh-musuh ikan ini, dan strip-strip merah dan putih membuat mangsa sulit melihat mereka dengan latar belakang karang.46 Ikan skorpion beraneka warna, namun dapat dengan mudah menghilang di antara karang yang juga beraneka warna.

Anggota spesies Soleidea, seperti soles dan rhombuses (atas), sangat ahli menyamar. Hidup di dasar laut memaksa mereka meniru lingkungan semirip mungkin. Ikan buaya (bawah) menggunakan warnanya untuk bersembunyi dari predator.47

Crinoids, tampak di sebelah kiri, adalah tulip laut dalam bentuk lili. Mereka mempunyai lengan-lengan panjang, tipis, seperti bunga. Ada lendir beracun pada lengan-lengan ini. Mereka menyerap oksigen di dalam air melalui lengan mereka dengan cara menyaringnya.49
Seekor gurita, yang difoto di malam hari, membuat kulitnya mengembang agar tampak lebih besar. Warna hijau cemerlang ini terlihat hanya setelah ge-lap.48 Beberapa spesies bisa menyatu dengan pola laut dalam.

Udang mantis (tampak di kiri) adalah salah satu makhluk bawah laut yang mempunyai penampilan menarik dan warna cerah. Matanya yang menonjol termasuk mata yang paling kompleks di alam. Di kanan adalah painted prawn, yang hidup di antara duri-duri landak laut beracun.50

KESEMPURNAAN SENI WARNA ILAHI

BAHASA WARNA

Sebagaimana pentingnya warna bagi manusia untuk memahami lingkungannya, warna sangat penting pula bagi makhluk hidup lain demi mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai "bahasa warna" yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem pengindra yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula bagi setiap makhluk hidup. Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna yang berlaku di dalam habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna ini?
Pertama, sebagian besar makhluk hidup memerlukan bantuan warna agar dapat menemukan makanan. Kedua, warna pada formasi seperti kulit, sisik atau bulu, berperan penting demi kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau menyebarkan panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri dari musuh. Berkat warna yang berpadu selaras dengan habitat mereka, mereka dapat berkamuflase dan bersembunyi dari musuh. Terkadang, warna dan pola tertentu digunakan untuk menakut-nakuti musuh mereka.

Induk burung meloloh anak-anaknya menurut warna rongga mulut mereka.
Warna juga membantu binatang untuk mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seekor burung betina, misalnya, dapat mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenali ibunya dengan cara yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagaimana yang terlihat dalam contoh-contoh di alam tersebut, makhluk hidup perlu memahami arti warna agar dapat mempertahankan hidupnya. Untuk menguasai pengetahuan ini dengan tepat, mereka memerlukan sistem pengindra yang cocok.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem ini, mereka tidak akan dapat mengenali lingkungan dengan baik atau menjalankan kegiatan vital mereka. Mereka tidak akan dapat mengenali makanan mereka atau membedakan musuh mereka. Oleh karena itu, dalam kasus yang terakhir disebutkan, mereka akan tampak mencolok di lingkungannya dan menjadi mangsa empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorang pun dapat menyatakan bahwa sistem secanggih itu muncul secara kebetulan. Setiap sistem, setiap keselarasan, setiap desain, setiap program, setiap rencana, setiap keseimbangan pastilah diciptakan oleh seorang perancang. Tentu saja ada suatu kehendak dan kekuasaan lebih tinggi yang telah dengan sempurna menempatkan keserasian antara makhluk-makhluk hidup ini dengan lingkungan tempat hidup mereka. Pemilik kekuasaan ini meliputi baik lingkungan maupun makhluk hidup itu sendiri, serta sistem-sistem yang digunakannya dengan pengetahuan lebih tinggi. Pemilik kekuasaan ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Jika kita mengamati makhluk hidup, kita lihat betapa terampilnya mereka menggunakan bahasa warna. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa warna, yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup.

Allah menciptakan semua warna di bumi. Langit, gunung, tanaman pangan, kupu-kupu, apel merah, jeruk, nuri, merak, anggur ungu, pepohonan, singkatnya, segala sesuatu yang Anda lihat di sekeliling Anda, memiliki warna karena Allah menghendaki demikian. Allah menyatakan fakta ini dalam ayat berikut:

Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir, 35: 27-28)

Kamuflase

Dalam gambar ini seekor belalang menyerupai kulit pohon. Kamuflase yang digunakan belalang begitu sempurna, sampai-sampai desain jamur (lichens) pada pohon muncul juga pada tubuhnya. Ini adalah ciptaan Allah yang sempurna.
Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang. Binatang yang menyamarkan diri berada dalam perlindungan yang dibangun oleh struktur tubuhnya, yang diciptakan sangat selaras dengan habitatnya. Tubuh binatang-binatang ini begitu selaras dengan lingkungan mereka sehingga ketika melihat gambar mereka, hampir tidak mungkin Anda dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau binatang, atau membedakan antara binatang dan tanaman dalam sebuah lingkungan yang sama.
Makhluk-makhluk hidup yang menyesuaikan warna tubuh dengan lingkungan tempat tinggal mereka selalu menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian difokuskan untuk mencari jawaban tentang bagaimana makhluk hidup dapat terlihat tepat sama seperti makhluk lain dengan struktur yang benar-benar berbeda.
Katakanlah, Anda sedang berjalan-jalan di kebun. Anda nyaris menginjak sesuatu yang tampak seperti selembar daun, dan pada saat terakhir Anda harus melompat menghindar karena menyadari bahwa daun itu ternyata seekor kodok. Pernahkah terlintas dalam benak Anda, bagaimana seekor kodok dapat mempunyai pola dan warna seperti itu? Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dapat dengan mudah menyamarkan diri dalam nuansa merah muda bunga tersebut, sementara laba-laba lain dari spesies yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning, ketika ia memanjat bunga tersebut.
Ketika seseorang mengamati sebatang dahan, dan menganggap tidak ada apa-apa di atasnya, seekor kupu-kupu bisa saja terbang dari sana dengan tiba-tiba. Kupu-kupu ini, yang sesaat lalu tampak mirip sekali dengan bagian-bagian dari selembar daun kering di musim gugur, adalah sebuah contoh sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-halaman berikut, kemiripan makhluk-makhluk hidup dengan objek tempat mereka bertengger mencegah musuh melihat mereka. Jelas bahwa makhluk-makhluk yang menyamar ini tidak membuat diri mereka, dengan inisiatif sendiri, agar tampak seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka terlindung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun demikian, mereka melakukan penyamaran dengan sangat terampil dalam semua contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga, ular yang berdiri diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menyesuaikan diri dengan warna tanah basah, singkatnya, semua makhluk yang menyamarkan diri adalah bukti bahwa kamuflase merupakan taktik pertahanan yang diciptakan secara khusus.
Tak ada satu pun makhluk hidup yang dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau secara kebetulan. Pastilah, Dia yang menganugerahkan kemampuan menyamarkan diri kepada makhluk hidup, dan menempatkan proses-proses kimia di dalam tubuh mereka agar dapat berubah warna, adalah Allah, Yang Mahatahu, Yang Mahabijaksana.

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(QS. Al-Israa', 17: 44)

Laba-laba kepiting jenis Misumena di sebelah kiri dapat mengubah warna diri berkisar dari kuning hingga putih, tergantung pada bunga tempat ia mendarat.17 Jenis laba-laba yang tampak di kanan berhenti bergerak hanya ketika warna dan konfigurasi tanaman paling sesuai untuk menyembunyikannya.18

Gambar di sebelah kiri adalah dua ekor myriapod yang telah mengembangkan warna nyaris identik dengan tanaman tempat tinggal mereka. Dengan cara ini, mereka terlindung dari musuh.20




Beberapa jenis serangga melindungi diri mereka dari musuh dengan cara kamuflase berkelompok. Contohnya, Phiatids, satu spesies Hemiptera tropis yang ditemukan di Madagaskar, mempunyai sayap berwarna-warni cerah. Ketika mereka hinggap di pohon, seperti dalam foto ini, mereka menyerupai rangkaian bunga.19

Cheetah pada gambar atas juga tidak lebih mudah ditemukan di tengah-tengah rerumputan tinggi; ini berkat ratusan bercak-kecil yang memotong-motong garis tubuh binatang ini. Terik matahari mempertajam titik-titik hitam cheetah, meningkatkan efek "pecah" kontur tubuhnya.21 Di tengah padang rumput kering, seekor singa betina yang sedang berburu nyaris tidak terlihat, karena warna binatang ini cenderung menyatu dengan lingkungan.


Kamuflase tidak hanya terjadi pada permukaan kulit. Otot-otot beberapa spesies kodok yang hidup di hutan hujan Amerika Selatan juga berwarna. Darah mereka mengandung sel-sel pengangkut oksigen. Dengan demikian, perubahan yang timbul akibat kebutuhan untuk kamuflase, tidak hanya terjadi pada permukaan kulit tetapi juga di dalam tubuh.22
Dalam gambar di atas adalah katak tanah yang berubah warna menurut kondisi cuaca.

Ranting-ranting dan dedaunan menjadi gelap ketika basah. Demikian pula, kodok dan katak berubah warna dalam musim hujan, menjadi lebih gelap. Perubahan ini memastikan bahwa mereka tetap tersamar di antara ranting-ranting dan dedaunan.23 Tidak mungkin keselarasan menakjubkan ini merupakan suatu kebetulan.

Seekor katak kecil berbentuk daun membaur dalam substrata sebuah hutan di Malaysia. Katak ini paling tersamar jika dilihat dari atas - dari mana predator biasa melihatnya.24 Dalam gambar di sebelah kanan adalah katak jenis lain, yang tampak seperti bagian dari pohon. Sulit membedakan kedua makhluk hidup itu dari lingkungan mereka.

Pada siang hari, atau dalam jam-jam ketika predator paling aktif, mayoritas binatang penyamar tidak bergerak. Gerakan terhalus sekalipun dapat menunjukkan keberadaan mereka. Indra sensoris predator sangat sensitif terhadap gerakan. Contohnya, belalang Brazil ini tidak dapat dibedakan dari bilah-bilah rumput tempatnya mendarat.25 Gambar di sebelah kanan adalah seekor serangga berbentuk batang (cangcorang) Serangga ini menyamarkan diri agar terbebas dari predatornya. Tetapi kemampuan menyamar, tidak terbatas pada serangga dewasa jenis myriapod; telur mereka juga terkamuflase. Di tanah, telur-telur itu seperti biji-bijian tanaman sayur.26 Mustahil bagi makhluk hidup menyamakan warna dalam tubuhnya dengan lingkungannya atau membuat bentuknya menyerupai spesies lain. Allah, yang mencipta mereka, telah memberikan kemampuan seperti ini kepada semua makhluk penyamar.
Dalam foto-foto ini, belalang terlihat menirukan daun. Tulang daun di tengah dan dua belahan simetris pada kedua sisi tulang, yang merupakan struktur umum daun, juga hadir sepenuhnya di tubuh belalang seperti yang terlihat dalam foto.

Pada foto sebelah kanan atas adalah seekor mantis, yang nyaris tak terlihat di antara bunga-bunga merah muda. Kebalikan dari mantis-mantis lain, yang pada umumnya mempunyai segmen pertama atau prothorax yang panjang dan sempit, pada spesies dari Costa Rica ini (foto kiri), segmen tersebut mempunyai desain berbeda yang membuatnya menyerupai dedaunan tempatnya hidup.

Pola belalang pada foto di bawah ini sangat menyerupai bekas sejenis jamur parasit pada daun. Namun, kaki panjangnya dapat mengungkap penyamaran belalang, seperti yang dimiliki belalang dalam foto ini. Selain itu, sebagian belalang mempunyai kaki transparan.27 Tentunya, binatang ini tidak dengan sadar memilih melakukan imitasi sesempurna ini sampai-sampai tidak melupakan bagian daun yang kering dan terlipat. Allah, yang menciptakan segalanya dengan sempurna, telah menciptakan belalang.


Mantis adalah salah satu predator paling umum di hutan dan sabana di daerah terpanas bumi. Struktur tubuh mantis secara keseluruhan dirancang untuk berburu. Nymph mantis dari hutan hujan Amerika Selatan, seperti di bawah ini, hampir identik dengan daun pakis kering. Jika binatang ini hinggap di atas daun hijau, dia akan tampak dengan jelas. Kebanyakan spesies sangat cermat memilih lingkungan yang sesuai untuk menunggu mangsa.28 Tentu saja tidak mungkin bagi makhluk ini untuk menciptakan sistem seperti ini sendiri. Dia yang telah mengilhami semua makhluk dengan cara berperilaku adalah Allah, Penguasa alam semesta.

Laman

telusuri