Jumat, 17 Juni 2011

KESEMPURNAAN SENI WARNA ILAHI

BAHASA WARNA

Sebagaimana pentingnya warna bagi manusia untuk memahami lingkungannya, warna sangat penting pula bagi makhluk hidup lain demi mempertahankan hidupnya.
Makhluk hidup mempunyai "bahasa warna" yang bekerja berdasarkan cahaya dan sistem pengindra yang mereka miliki. Warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula bagi setiap makhluk hidup. Agar dapat bertahan hidup, setiap makhluk hidup harus mengetahui bahasa warna yang berlaku di dalam habitatnya, karena fungsi-fungsi vital hanya dapat dikontrol dengan memahami bahasa ini.
Jadi, bagaimana makhluk hidup menggunakan bahasa warna ini?
Pertama, sebagian besar makhluk hidup memerlukan bantuan warna agar dapat menemukan makanan. Kedua, warna pada formasi seperti kulit, sisik atau bulu, berperan penting demi kelangsungan hidup karena karakteristik mereka dalam menyerap atau menyebarkan panas. Selain itu, makhluk hidup menggunakan warna mereka untuk melindungi diri dari musuh. Berkat warna yang berpadu selaras dengan habitat mereka, mereka dapat berkamuflase dan bersembunyi dari musuh. Terkadang, warna dan pola tertentu digunakan untuk menakut-nakuti musuh mereka.

Induk burung meloloh anak-anaknya menurut warna rongga mulut mereka.
Warna juga membantu binatang untuk mengenali pasangan dan anak-anak mereka. Seekor burung betina, misalnya, dapat mengetahui apakah anak-anaknya perlu makan atau tidak dari warna mulut mereka yang menganga. Demikian pula, anak burung dapat mengenali ibunya dengan cara yang sama dan mengetahui bahwa makanan telah tersedia.16 Sebagaimana yang terlihat dalam contoh-contoh di alam tersebut, makhluk hidup perlu memahami arti warna agar dapat mempertahankan hidupnya. Untuk menguasai pengetahuan ini dengan tepat, mereka memerlukan sistem pengindra yang cocok.
Jika saja mereka tidak memiliki sistem ini, mereka tidak akan dapat mengenali lingkungan dengan baik atau menjalankan kegiatan vital mereka. Mereka tidak akan dapat mengenali makanan mereka atau membedakan musuh mereka. Oleh karena itu, dalam kasus yang terakhir disebutkan, mereka akan tampak mencolok di lingkungannya dan menjadi mangsa empuk untuk dibunuh.
Tentu saja, tidak seorang pun dapat menyatakan bahwa sistem secanggih itu muncul secara kebetulan. Setiap sistem, setiap keselarasan, setiap desain, setiap program, setiap rencana, setiap keseimbangan pastilah diciptakan oleh seorang perancang. Tentu saja ada suatu kehendak dan kekuasaan lebih tinggi yang telah dengan sempurna menempatkan keserasian antara makhluk-makhluk hidup ini dengan lingkungan tempat hidup mereka. Pemilik kekuasaan ini meliputi baik lingkungan maupun makhluk hidup itu sendiri, serta sistem-sistem yang digunakannya dengan pengetahuan lebih tinggi. Pemilik kekuasaan ini adalah Allah, Tuhan semesta alam.
Jika kita mengamati makhluk hidup, kita lihat betapa terampilnya mereka menggunakan bahasa warna. Berikut ini adalah beberapa contoh bahasa warna, yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup.

Allah menciptakan semua warna di bumi. Langit, gunung, tanaman pangan, kupu-kupu, apel merah, jeruk, nuri, merak, anggur ungu, pepohonan, singkatnya, segala sesuatu yang Anda lihat di sekeliling Anda, memiliki warna karena Allah menghendaki demikian. Allah menyatakan fakta ini dalam ayat berikut:

Tidakkah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Faathir, 35: 27-28)

Kamuflase

Dalam gambar ini seekor belalang menyerupai kulit pohon. Kamuflase yang digunakan belalang begitu sempurna, sampai-sampai desain jamur (lichens) pada pohon muncul juga pada tubuhnya. Ini adalah ciptaan Allah yang sempurna.
Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang. Binatang yang menyamarkan diri berada dalam perlindungan yang dibangun oleh struktur tubuhnya, yang diciptakan sangat selaras dengan habitatnya. Tubuh binatang-binatang ini begitu selaras dengan lingkungan mereka sehingga ketika melihat gambar mereka, hampir tidak mungkin Anda dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau binatang, atau membedakan antara binatang dan tanaman dalam sebuah lingkungan yang sama.
Makhluk-makhluk hidup yang menyesuaikan warna tubuh dengan lingkungan tempat tinggal mereka selalu menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian difokuskan untuk mencari jawaban tentang bagaimana makhluk hidup dapat terlihat tepat sama seperti makhluk lain dengan struktur yang benar-benar berbeda.
Katakanlah, Anda sedang berjalan-jalan di kebun. Anda nyaris menginjak sesuatu yang tampak seperti selembar daun, dan pada saat terakhir Anda harus melompat menghindar karena menyadari bahwa daun itu ternyata seekor kodok. Pernahkah terlintas dalam benak Anda, bagaimana seekor kodok dapat mempunyai pola dan warna seperti itu? Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang tersamar dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dapat dengan mudah menyamarkan diri dalam nuansa merah muda bunga tersebut, sementara laba-laba lain dari spesies yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning, ketika ia memanjat bunga tersebut.
Ketika seseorang mengamati sebatang dahan, dan menganggap tidak ada apa-apa di atasnya, seekor kupu-kupu bisa saja terbang dari sana dengan tiba-tiba. Kupu-kupu ini, yang sesaat lalu tampak mirip sekali dengan bagian-bagian dari selembar daun kering di musim gugur, adalah sebuah contoh sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-halaman berikut, kemiripan makhluk-makhluk hidup dengan objek tempat mereka bertengger mencegah musuh melihat mereka. Jelas bahwa makhluk-makhluk yang menyamar ini tidak membuat diri mereka, dengan inisiatif sendiri, agar tampak seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka terlindung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun demikian, mereka melakukan penyamaran dengan sangat terampil dalam semua contoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga, ular yang berdiri diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menyesuaikan diri dengan warna tanah basah, singkatnya, semua makhluk yang menyamarkan diri adalah bukti bahwa kamuflase merupakan taktik pertahanan yang diciptakan secara khusus.
Tak ada satu pun makhluk hidup yang dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau secara kebetulan. Pastilah, Dia yang menganugerahkan kemampuan menyamarkan diri kepada makhluk hidup, dan menempatkan proses-proses kimia di dalam tubuh mereka agar dapat berubah warna, adalah Allah, Yang Mahatahu, Yang Mahabijaksana.

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(QS. Al-Israa', 17: 44)

Laba-laba kepiting jenis Misumena di sebelah kiri dapat mengubah warna diri berkisar dari kuning hingga putih, tergantung pada bunga tempat ia mendarat.17 Jenis laba-laba yang tampak di kanan berhenti bergerak hanya ketika warna dan konfigurasi tanaman paling sesuai untuk menyembunyikannya.18

Gambar di sebelah kiri adalah dua ekor myriapod yang telah mengembangkan warna nyaris identik dengan tanaman tempat tinggal mereka. Dengan cara ini, mereka terlindung dari musuh.20




Beberapa jenis serangga melindungi diri mereka dari musuh dengan cara kamuflase berkelompok. Contohnya, Phiatids, satu spesies Hemiptera tropis yang ditemukan di Madagaskar, mempunyai sayap berwarna-warni cerah. Ketika mereka hinggap di pohon, seperti dalam foto ini, mereka menyerupai rangkaian bunga.19

Cheetah pada gambar atas juga tidak lebih mudah ditemukan di tengah-tengah rerumputan tinggi; ini berkat ratusan bercak-kecil yang memotong-motong garis tubuh binatang ini. Terik matahari mempertajam titik-titik hitam cheetah, meningkatkan efek "pecah" kontur tubuhnya.21 Di tengah padang rumput kering, seekor singa betina yang sedang berburu nyaris tidak terlihat, karena warna binatang ini cenderung menyatu dengan lingkungan.


Kamuflase tidak hanya terjadi pada permukaan kulit. Otot-otot beberapa spesies kodok yang hidup di hutan hujan Amerika Selatan juga berwarna. Darah mereka mengandung sel-sel pengangkut oksigen. Dengan demikian, perubahan yang timbul akibat kebutuhan untuk kamuflase, tidak hanya terjadi pada permukaan kulit tetapi juga di dalam tubuh.22
Dalam gambar di atas adalah katak tanah yang berubah warna menurut kondisi cuaca.

Ranting-ranting dan dedaunan menjadi gelap ketika basah. Demikian pula, kodok dan katak berubah warna dalam musim hujan, menjadi lebih gelap. Perubahan ini memastikan bahwa mereka tetap tersamar di antara ranting-ranting dan dedaunan.23 Tidak mungkin keselarasan menakjubkan ini merupakan suatu kebetulan.

Seekor katak kecil berbentuk daun membaur dalam substrata sebuah hutan di Malaysia. Katak ini paling tersamar jika dilihat dari atas - dari mana predator biasa melihatnya.24 Dalam gambar di sebelah kanan adalah katak jenis lain, yang tampak seperti bagian dari pohon. Sulit membedakan kedua makhluk hidup itu dari lingkungan mereka.

Pada siang hari, atau dalam jam-jam ketika predator paling aktif, mayoritas binatang penyamar tidak bergerak. Gerakan terhalus sekalipun dapat menunjukkan keberadaan mereka. Indra sensoris predator sangat sensitif terhadap gerakan. Contohnya, belalang Brazil ini tidak dapat dibedakan dari bilah-bilah rumput tempatnya mendarat.25 Gambar di sebelah kanan adalah seekor serangga berbentuk batang (cangcorang) Serangga ini menyamarkan diri agar terbebas dari predatornya. Tetapi kemampuan menyamar, tidak terbatas pada serangga dewasa jenis myriapod; telur mereka juga terkamuflase. Di tanah, telur-telur itu seperti biji-bijian tanaman sayur.26 Mustahil bagi makhluk hidup menyamakan warna dalam tubuhnya dengan lingkungannya atau membuat bentuknya menyerupai spesies lain. Allah, yang mencipta mereka, telah memberikan kemampuan seperti ini kepada semua makhluk penyamar.
Dalam foto-foto ini, belalang terlihat menirukan daun. Tulang daun di tengah dan dua belahan simetris pada kedua sisi tulang, yang merupakan struktur umum daun, juga hadir sepenuhnya di tubuh belalang seperti yang terlihat dalam foto.

Pada foto sebelah kanan atas adalah seekor mantis, yang nyaris tak terlihat di antara bunga-bunga merah muda. Kebalikan dari mantis-mantis lain, yang pada umumnya mempunyai segmen pertama atau prothorax yang panjang dan sempit, pada spesies dari Costa Rica ini (foto kiri), segmen tersebut mempunyai desain berbeda yang membuatnya menyerupai dedaunan tempatnya hidup.

Pola belalang pada foto di bawah ini sangat menyerupai bekas sejenis jamur parasit pada daun. Namun, kaki panjangnya dapat mengungkap penyamaran belalang, seperti yang dimiliki belalang dalam foto ini. Selain itu, sebagian belalang mempunyai kaki transparan.27 Tentunya, binatang ini tidak dengan sadar memilih melakukan imitasi sesempurna ini sampai-sampai tidak melupakan bagian daun yang kering dan terlipat. Allah, yang menciptakan segalanya dengan sempurna, telah menciptakan belalang.


Mantis adalah salah satu predator paling umum di hutan dan sabana di daerah terpanas bumi. Struktur tubuh mantis secara keseluruhan dirancang untuk berburu. Nymph mantis dari hutan hujan Amerika Selatan, seperti di bawah ini, hampir identik dengan daun pakis kering. Jika binatang ini hinggap di atas daun hijau, dia akan tampak dengan jelas. Kebanyakan spesies sangat cermat memilih lingkungan yang sesuai untuk menunggu mangsa.28 Tentu saja tidak mungkin bagi makhluk ini untuk menciptakan sistem seperti ini sendiri. Dia yang telah mengilhami semua makhluk dengan cara berperilaku adalah Allah, Penguasa alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman

telusuri